Art of Principle

Hidup yang tak dipertaruhkan, tak akan pernah dimenangkan – Zen.RS

Hari itu, Socrates berdiri dihadapan hampir sepertiga penduduk Athena. Dia didakwa merusak pikiran kaum muda Athena dan menghina dewa-dewa. Socrates pun berhadapan langsung dengan penuntutnya yang mustahil dikalahkan. Bukan karena kehebatan mereka tapi jauh karena mereka tersebut berasal dari tiga golongan sosial yang paling berpengaruh di Athena.

Meski tahu bahwa ia tidak akan memenangkan pengadilan, tapi harga diri dan filsafat yang dipegangnya hanya memberikannya satu pilihan : maju kedepan pengadilan menghadapi para penuntutnya. Di persidangan, ia membacakan tiga pidato yang pada akhirnya mahsyur dikenal dengan sebutan Apologia. Menghadapi Meletos yang mewakili kaum penyair, Anythos yang mewakili para seniman dan negarawan dan Lycon yang mewakili musuh besar Socrates: kaum sofis. Socrates menyampaikan pembelaannya dengan kalimat yang terus terang, menyebut nama lawannya tanpa inisial, menghantam lawannya dengan lugas, dengan tanpa rasa takut sekaligus tanpa kehilangan sedikitpun cira rasa kerendah-hatian dirinya yang sudah dikenal di penjuru Athena.

Read the rest of this entry »